Manajemen Dwi Kelola
Bila diperhatikan secara menyeluruh, maka penyelenggaraan kegiatan pengajaran, dan sebagian sarana pengajaran itu dikelola oleh Pimpinan dan Staf Pengajar dari SMU Xaverius 1 untuk kelas Gramatica, Syntaxis dan klas Poesis, sedangkan semua kelas Rhetorica di kelola sendiri. Ini yang dimaksudkan dengan istilah ‘Manajemen Dwi Kelola.
Pembinaan pada Tingkat Sekolah Menengah Atas
1. Kelas Gramatica
Membimbing seminaris agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi hidup di lingkungan seminari. Maka dalam pembinaan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Pengenalan satu sama lain.
- Pengenalan situasi fisik dan lingkungan sosial seminari.
- Cara belajar efektif.
- Cara berdoa.
- Bantuan bagi seminaris untuk mengungkapkan diri.
- Mewajibkan seminaris membaca buku Santo/Santa.
2. Kelas Syntaxis
Membimbing seminaris agar mampu mengenal dan menemukan secara benar diri dan panggilan hidupnya. Maka pembinaan seminaris perlu memperhatikan hal-hal berikut:
Seminaris dibimbing merefleksikan: diri, identitas diri, makna persahabatan dengan diri sendiri, sesama, lawan jenis dan Tuhan.
Seminaris dibantu untuk menempatkan gejala-gejala yang muncul pada fase perkembangannya dalam kerangka hubungannya dengan Tuhan.
Menciptakan dan menghidupkan kemungkinan agar siswa dapat mengekspresikan diri lewat kegiatan ekstrakurikuler.
Seminaris dibantu untuk jujur dan serius dalam panggilan. Diandaikan hidup dua tahun di seminari, seminaris mengenali panggilannya, sehingga di akhir kelas Syntaxis ia mampu memutuskan: hendak menjadi imam atau tidak. Jika ia memutuskan untuk melanjutkan ke kelas Poecis, berarti ia juga masuk ke kelas Rhetorica. Mewajibkan seminaris membaca buku-buku tentang kepribadian.
3. Kelas Poecis
Memperjelas dan mempertegas isi hati seminaris berkaitan dengan panggilan hidupnya, maka pembinaan seminaris perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Seminaris dibantu untuk melihat dan mulai menanggapi tuntutan-tuntutan panggilan hidup imamat dan atau hidup membiara, sekaligus untuk membuka diri terhadap kemungkinan panggilan hidup yang lain.
- Seminaris dibantu untuk melihat kebutuhan – kebutuhan Gereja.
- Seminaris dibantu untuk mendapat informasi/kesaksian pengalaman hidup imamat dan atau hidup membiara, dan hidup berkeluarga.
- Seminaris perlu dibantu untuk semakin mengarahkan hidupnya kepada Yesus.
Pembinaan pada Tingkat Rhetorica.
Rethorica adalah seminaris pada tingkat sesudah SMA. Tahap ini merupakan tahap persiapan awal (matrikulasi) memasuki jenjang Pendidikan Postulat, Novisiat atau Tahun Orientasi Rohani. Secara umum Rhetorica dibimbing untuk dapat mematangkan kepribadian, mendalami iman kristiani, menyesuaikan diri dengan gaya hidup imamat atau hidup membiara, dengan bebas penuh tanggung jawab memilih dan menentukan panggilan hidupnya menjadi imam atau biarawan ( bdk Dir-Pro SCJ Ps V. art 1.a ).
1. Rethorica B
- Membantu seminaris mampu melihat tuntutan dan kebahagiaan panggilah hidup imamat dan atau hidup membiara.
- Membantu seminaris melihat kebutuhan Gereja (universal, partikular, dan lokal).
- Membantu seminaris memahami kehendak Allah yang memanggil (imamat, membiara atau keluarga).
- Membantu seminaris untuk semakin mengarahkan hidupnya kepada Yesus.
- Membantu seminaris untuk membuat refleksi akhir Panggilan pada akhir tahun.
- Mewajibkan seminaris membaca buku tentang sejarah Keuskupan Agung Palembang.
2. Rhetorica A
- Membekali seminaris dengan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk studi lanjut di universitas, khusnya filsafat dan teologi.
- Membantu seminaris untuk semakin dalam mengenal harta khasanah iman Gereja.
- Membantu seminaris untuk mengenal dan mulai menanggapi kebutuhan-kebutuhan Gereja setempat: Keuskupan Agung Palembang dan Keuskupan Tanjung Karang.
- Membantu dan mendampingi seminaris untuk mengenal Imam Diosesan dan kongregasi-kongregasi yang berkarya di wilayah Gerejawi Sumatera bagian selatan.
- Mendidik dan membimbing seminaris untuk semakin dewasa baik secara manusiawi maupun kristiani, dan semakin berani serta bebas menentukan pilihan hidup menjadi imam atau biarawan .